BISKOM, Jakarta - Penyelenggaraan Indonesia Digital Technology Expo (IDTEx) 2024 turut didukung penuh Asosiasi Pengusaha Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS). Yang mengejutkan pihak penyelenggara, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Fraksi Gerindra, Fadli Zon secara khusus hadir pada pameran ini atas undangan Ketua Umum APTIKNAS Ir. Soegiharto Santoso, SH dan langsung mengunjungi APTIKNAS Pavilion di JIExpo Kemayoran Jakarta pada hari Rabu, 12 Agustus 2024.
Fadli Zon yang didampingi Ketum APTIKNAS Soegiharto Santoso terlihat sangat antusias saat melihat langsung sejumlah produk dan layanan teknologi informasi dan komunikasi yang dipamerkan dalam Pavilion milik APTIKNAS. Tokoh yang digadang-gadang bakal menduduki posisi Menteri di Kabinet Prabowo - Gibran ini, tertarik dengan teknologi anti drone yang dipamerkan di APTIKNAS Pavilion.
“Kami mengundang langsung Pak Fadli Zon untuk mengunjungi APTIKNAS Pavilion ICT dan Pavilion Game. Dan ada banyak produk serta layanan yang beliau sangat tertarik dikembangkan dan dipasarkan secara masif di Indonesia, termasuk mengembangkan produk game maupun robot buatan anggota APTIKNAS, bahkan e-commerce indojual.com buatan anggota APTIKNAS,” ujar Hoky sapaan akrab Soegiharto Santoso, yang juga menjabat sebagai Sekjen Perkumpulan Advokat Teknologi Informasi Indonesia (PERATIN), Wakil Ketua Umum Serikat Pers Republik Indonesia (SPRI), dan Ketua Dewan Pengarah LSP Pers Indonesia.
Pada kesempatan ini pula, kecanggihan Sistem Pertahanan Anti Drone DDD ini dijelaskan langsung oleh Tim PT Masterdata Digital Cyberindo Andi Tanudiredja dan Budi Mulya kepada Fadli Zon. Sistem DDD sebagai solusi keamanan udara yang inovatif, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Kementerian Pertahanan.
Sistem DDD, yang merupakan singkatan dari Drone Detect & Disable System dan merupakan teknologi dari Twoway Group Taiwan, kata Andi, dirancang khusus untuk mendeteksi dan menonaktifkan drone secara efektif. Dengan jangkauan deteksi hingga 25 KM, sistem ini mampu melumpuhkan operasi drone, baik individu maupun armada yang terdiri dari hingga 100 drone.
“Sistem ini akan mengganggu komunikasi vital seperti perintah penerbangan dan koordinat GPS melalui teknologi Intelligent Communication Disruption (ICD),” ujar Andi yang juga merupakan Wakil Ketua Umum APTIKNAS bidang kerjasama & event serta hubungan Internasional.